expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

06/08/13

Cerita Horor Lucu




Cerita Hantu hamil
Aku sudah satu tahun ditugaskan pemerintah, menjadi bidan desa di kecamatan Tegalgondo,
tepatnya di Desa Tahunan, sejak tahun 2000. Aku berasal dari Kota Nganjuk, provinsi yang sama juga. Perkenalanku dengan Mas Hardi, akhirnya membuatku hidup menetap di daerah terpencil tersebut dalam ikatan perkawinan. Aku dan Mas Hardi sama-sama perantauan. Ia bertugas mengajar di SD Tahunan, dan aku menjadi bidan desa di sana. Bedanya dia berasal dari kota Kediri, dan saya dari kabupaten Nganjuk.

Perkawinanku telah membuahkan dua orang putra, yang kini telah lulus dari SMA, dan yang kecil baru kelas dua SMP di Tahunan juga. Pertama kali aku membangun rumah, ada pengalaman unik yang pernah aku alami, hi ngga kini menjadi catatan manis dalam keluargaku.
Suatu malam, sekitar jam satu malam, tempat praktikku, kedatangan seorang ibu yang berjalan tertatih-tatih dalam keadaan hamil mengetok pintu rumahku. “Bu Bidan, maaf ya saya mengganggu… tolonglah ibu… saya mau melahirkan … ” pintanya, sambil memgang perut yang telah membesar.
Aku segera membangunkan Mas Hardi agar mau membantuku, menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan proses persalinan. “Ibu kok sendirian…” tanyaku sambil membenahi dipan persalinan. “Iya bu, suamiku masih di Tegalgondo…”
Aku tidak mau berpikir banyak. Ibu muda yang akan melahirkan itu segera aku bimbing berbaring pada dipan persalinan di ruang praktikku. “Oek…oeeek….oek!!!!” tangis bayi itu memecah kesunyian malam yang telah beranjak dari jam satu menuju jam dua seperempat. Aku segera membersihkan bayi dan ibunya sesuai dengan prosedur pelayanan kesehatan yang sudah biasa aku lakukan. Sementara suamiku, tertidur lelap di kursi tamu, setelah selama satu jam lebiah ia menunggu.
“Bu, maaf ya bu… malam hari ini saya sudah ngrepotin ibu. Suami saya kebetulan pas pulang ke Tegalgondo. Jadi malam hari ini saya belum bisa melunasi administrasi keuangannya. Tapi anu kok Bu… suami saya tadi siang sudah pesan, kalau malam ini saya melahirkan… ibu bisa mengambil uangnya di Tegalgondo…”
“Sudahlah ibu… ibu nggak usah memikirkan itu dulu. Yang penting kesehatan ibu baik-baik saja….” kataku bijaksana.
“Terus, anu ya bu… saya ingin malam ini diantar pulang saja ya… “
“Oh iya, nggak apa-apa”
Akhirnya aku membangunkan suamiku, untuk mengantar Bu Mugi pulang ke rumahnya, tidak jauh dari rumahku. Di sepanjang jalan mobilku terasa enak sekali. Jalan yang aku lalui terasa datar, seperti di kota saja. Perasaanku pada waktu itu, ruang mobil beraroma seperti kembang yang biasa dibuat untuk tabur bunga di pusara. Suamiku diam saja. Dia juga merasakan hal yang sama. Dan akhirnya tidak berapa lama mobil itu sudah berada di depan rumah Pak Mugi.
“Mari Bu, aku bimbing masuk rumah. Mana kunci rumahnya?”
“Nggak terkunci kok Bu. Sudahlah, ibu nggak usah membantu. Aku bisa berjalan masuk sendiri kok”
Akhirnya Bu Mugi berjalan dan masuk rumah sendirian. Aku dan suamiku hanya bengong melihat kejadian malam itu. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. “Sudah mas, ayo kita segera pulang saja. Besok pagi aku akan ke Tegalgondo…”
Malam semakin larut. Kokok ayam pertanda hari sudah pagi, mulai riuh terdengar bersautan. Aku segera membangunkan suami dan anak-anak untuk sholat Shubuh berjamaah di suarau dekat rumahku. Sekitar jam tujuh pagi aku segera mengambil sepedamotor, menemui Pak Mugi di Tegalgondo.
“Assalamu’alaikum Bapak!”
“Wa’alaikum salam!. Mari Bu Bidan masuk!!” sambut Bu Sainem, orang tua Pak Mugi
“Selamat ya Bu… tadi malam istri Pak Muji melahirkan anak laki-laki…” kataku memberi kabar
Bu Sainem terlihat heran, dan bingung. “Maaf Bu Bidan, apa nggak salah…???”
“Benar , ibu. Tadi malam cucu ibu telah lahir, ini lho saksinya suami saya…”
“Betul bu… istri Pak Mugi telah melahirkan di rumah saya…” jelas suamiku jujur
“Tapi begini lho Bu, anakku Mugi itu hingga kini belum punya istri lho. Dan rumahnya yang di Tahunan itu tidak pernah ditempati”
“Jad…jadi…jadi… siapa tadi malam itu????”
Aku jadi penasaran dibuatnya. Aku segera berpamitan pulang. Sesampai di rumah, ternyata tempatku praktik masih dalam keadaan bersih. Seperti tidak pernah ada orang yang baru melahirkan. Demikian juga rumah kosong milik Pak Mugi, juga kosong melompong tiada satupun penghuninya. “Haaaa” aku dan suamiku bulu kuduknya merinding……
 ====================================================================

BIS TUA (Cerita horor lucu)

Malam ini udara dingin sekali. Dua hari lagi hari raya Imlek akan tiba. Vivin yang sedang berdiri di halte, mengusap-usap telapak tangannya untuk mengusir dingin.


Sayup-sayup terdengar suara burung hantu di kejauhan. Vivin mengutuk bossnya dalam hati, karena memaksanya berangkat pada jam yang sangat tidak menyenangkan ini.


Vivin ditugaskan untuk mengantarkan sebuah paket ke sebuah gudang tua di ujung kota. Perjalanan ke sana memerlukan waktu sekitar setengah jam, dan satu-satunya jenis angkutan umum yang tersedia adalah bis bertingkat yang sudah tua dan jalannya lambat.


Setelah menunggu lama, akhirnya bis itu muncul. Vivin pun naik. Hanya Ada beberapa penumpang saja yang terlihat. Vivin terus melangkah menuju tangga karena dia memutuskan untuk duduk di tingkat atas saja. Tetapi langkahnya dihentikan oleh seorang nenek keriput yang duduk di dekat tangga.


Nenek itu berkata,"Jangan naik ke atas, nak. Di atas berbahaya." Vivin terkejut. Dia pernah mendengar kisah-kisah menyeramkan tentang bis bertingkat seperti yang pernah diceritakan teman-temannya. Karena Merasa ngeri, Vivin pun mengurungkan niatnya untuk naik ke atas. Setelah memilih sebuah bangku yang agak jauh, Vivin duduk sambil membayangkan hal-hal yang mengerikan yang mungkin terjadi.


Perjalanan 30 menit yang menegangkan itu pun akhirnya dapat dilalui. Vivin telah sampai di tempat tujuannya, ketika bis bertingkat itu berhenti di sebuah halte. Vivin turun sambil menarik nafas lega, sementara bis itu kembali melanjutkan perjalanannya.



Keesokan malamnya, satu malam sebelum malam Imlek, Vivin kembali Ditugaskan bossnya untuk mengantarkan sebuah paket lagi ke gudang yang sama. Vivin pun kembali berangkat menuju halte. Bis yang sama dengan bis yang kemarin muncul lagi. Vivin naik.


Penumpang bis yang terlihat hanya beberapa orang saja. Vivin lalu berjalan menuju tangga. Tetapi di sana Vivin kembali dihentikan oleh seorang nenek keriput yang duduk di dekat tangga. Nenek yang sama dengan yang kemarin.


Nenek itu berkata,"Jangan naik ke atas, nak. Di atas berbahaya." Vivin teringat dengan pengalamannya kemarin. Ia merasa takut dan memilih untuk duduk di sebuah bangku yang agak jauh dari tangga. Setelah 30 menit, bis bertingkat itu akhirnya berhenti di halte tempat tujuan Vivin. Vivin turun dengan perasaan lega. Dan bis itu pun melanjutkan perjalanan kembali.



Keesokan harinya, tepat pada malam Imlek, Vivin kembali diberi tugas Oleh bossnya untuk mengantarkan sebuah paket lagi ke gudang yang sama Dengan sebelumnya. Vivin menunggu bis di halte sambil melihat kesekelilingnya.


Suasana kota terlihat meriah. Lampion dan hiasan berwarna warni Menghiasi sudut-sudut jalan. Ketika bis bertingkat yang ditunggunya datang, Vivin naik. Bis itu adalah bis yang sama dengan yang kemarin.


Vivin melihat ke arah bangku di dekat tangga, dan benar saja, nenek yang sama dengan yang kemarin terlihat duduk di situ.



Vivin lalu mendekati nenek keriput itu.



Sebelum nenek itu berkata apa-apa, Vivin mendahuluinya, "Nek, apapun Yang akan Nenek katakan, saya tetap akan naik dan duduk di atas. Malam ini adalah malam Imlek dan suasana kota begitu meriahnya, saya tidak takut akan sesuatupun!"


Tanpa menunggu jawaban apa-apa dari nenek tua itu, Vivin lalu naik ke atas. Tidak ada penumpang satu orang pun di atas. Vivin memilih untuk duduk di dekat jendela, dan menunggu dengan perasaan tegang.


Tetapi hingga 30 menit berlalu, tidak terjadi apa-apa. Akhirnya Vivin sampai di tempat tujuan, dan bis itu berhenti di sebuah halte. Vivin turun dari tingkat atas dan mencari si nenek keriput didekat tangga.

Setelah bertemu, lalu Vivin bertanya, "Nek, kenapa sih, Nenek melarang penumpang untuk naik ke atas? Saya sudah mencoba sendiri, ternyata di atas tidak ada apa-apa yang membahayakan. Sebenarnya ada apa sih, nek?"


Sambil menunjukkan jarinya ke atas, nenek keriput itu menjawab, "Di atas berbahaya, nak. Tidak ada supirnya."

 =========================================================================
-Cerita humor horor lucu - Gini gan ceritanya, ane kagak tahu ini asalnya dari mana..
Lha ceritanya di mulai ketika si budi pindah ke kontrakan baru, lha isi kontraknnya ada beberapa ruangan, terdiri dari satu tempat tidur, kamar tengah , ruang tamu dan kamar mandi, lha di ruang lain ada  sebuah gudang.
Entah kenapa… Setiap lewat depan pintu gudang, ada sebuah perasaan yang tidak enak.
Kejadian ini terjadi ketika malam jumat, biasalha, kata orang jaman dulu (zaman sekarang juga kali). Malam jumat adalah malam palin gbanyak setan keluar mencari makan.. eh mencari mangsa..
Ketika itu di luar hujan lebat banget, terdengar suara sayup- sayup ranting yang tertiup angin. Aku yang sedang menonton acara televisi di tengah malam enjoy aja seperti tidak terjadi apa- apa. Aku yag memanag pada dasarnya buka orang yang penakut jadi suasana yang terbilang menakutkan pun menjadi biasa bagi ku.
Tibalah ketika perut terasa sakit mengocok perut, za mau tidak mau harus segera menuju  WC. Ketika selesai dari WC, ketakutan pun mulai terjadi.
Lagi asik setor,, kedengeran bunyi cewek nangis gitu ... awal nya merinding. tapi aku pikir
"ah, paling penampakan di acara tv ntu"
 pas ane rapetin seret celana yang saya pakai. Saya berpikir dan tidak brani keluar...
logikanya jam kan sudah menunjukan tengah malem, dan volume tv yang saya tonton cuma 2 or 3 . lha kok bisa nembus pintu kamar mandi suaranya?
 n suaranya ntu jelas bgt gan. sedih gitu suara nangisnya... 
mulai deh rasa takut manjalar di tubuh. klo bulu ketek bsa berdiri, bediri kali ni bulu ketek gue...
aku tak beraniin keluar , trus liat tv, etapa kagetnya saya.  ternyata tv yagn saya dengar suara tangisan, blue screen... kyak gk dapet sinyal gitu... trus suaranya dari mana yah??? gk bisa tidur gan ane... sumpah ngeri.
Setelah menenangkan hati, saya mulai memberanikan diri untuk mendengarkan sumber suara. Ternyata sumber suara tersebut berasal dari dalam gudang.
Saya beranikan diri untuk membuka pintu gudang.
“krek……” suara pintu gudang di buka.
Tidak terjadi hal yang janggal, namun tiba- tiba muncul lagi suara oran gmenagis sedih dari pojok gudang, saya melihat ke arah situ. Dan ternyata………..

Itu suara ringtone hp saya yang terjatuh dari jendela dan saya lupa kalau ringtone tadi sore saya ganti suara nangis agar lebih serem di rumah,,,

========================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar