expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

18/02/14


Film Ini Diduga Lakukan Adegan Porno Beneran

Film film banyak kita temui menyelipkan adegan seks dalam jalan cerita dari film tersebut yang mungkin digunakan untuk menambah daya minat penonton dan biasanya digolongkan film porno yang sering dicari download gratisnya. Biasanya adegan adegan panas di dalam film tersebut hanya dibuat seolah olah mereka memang melakukan hal dewasa tersebut. Seperti yang akan kita bahas sekarang, yang kita kutip dalam web DigitalSpy yang mengatakan bahwa film film yang ada dibawah ini adalah film dengan adegan sex nyata. Siapa sajakah mereka? tetapi tetap ingat bahwa bacaan ini hanya untuk anda yang sudah cukup dewasa.

Film Nymphomaniac

Lagi-lagi Lars Von Trier berada di balik film yang menyertakan adegan seks sungguhan. Entah rumor atau bukan, film terbarunya ini diakui oleh Shia menyertakan adegan seks sungguhan. Kalau yang mengakui adalah pemainnya sendiri tentu keabsahan beritanya bisa dipegang, Entah sensasi atau bukan, nantinya bakal ada adegan seks antara Stellan Skarsgard, Charlotte Gainsbourg, Mia Goth, Stacey Martin dan Shia LaBeouf.
Film The Brown Bunny

Chloe Sevigny dan Vincent Gallo berakting panas pada film THE BROWN BUNNY. Hebohnya lagi, adegan panas tersebut benar-benar mereka lakukan tanpa akting. Adegan ini mungkin menjadi elemen penting dalam cerita mengingat kisah filmnya sendiri adalah tentang perjalanan Bud Clay (Vincent Gallo) dalam mencari obat kegalauan. Dalam perjalanannnya tersebut ia bertemu banyak wanita. Beberapa di antara mereka berhasil membuat Bud terobati hatinya.
Film Dont look Now

Kabarnya adegan seks yang terkenal antara Donald Sutherland dan Julie Christie dalam film ini benar-benar dilakukan keduanya tanpa arahan skrip. Meski Sutherland membantah kabar tersebut, adegan paling terkenal dari film adaptasi karya Daphne Du Maurier ini sudah terlanjur tersebar luas dianggap sebagai adegan seks sungguhan.

Film Antichrist

Film Lars Von Trier ini dibintangi oleh Willem Defoe dan Charlotte Gainsbourg. Bukan rahasia lagi kalau keduanya melakoni adegan seks sungguhan di depan kamera. Kabarnya, beberapa dari adegan seks tersebut dilanjutkan oleh pemeran pengganti.

Film 9 Songs
Film arahan Michael Winterbottom ini menampilkan adegan seks sungguhan antara pemain utamanya Margo Stilley dan partner duetnya Kieran O'Brien. Tanpa perlu kami jelaskan, mungkin salah satu foto adegan di atas bisa menjawab secara tersirat.

Film Baise Moi

BAISE MOI dipernuhi dengan beberapa adegan seks sungguhan antara aktris Karen Lancaume dan Raffaƫla Anderson. Tak ada yang mengejutkan jika dalam film ini disertakan adegan seks sungguhan sebab Raffaela Anderson adalah seorang bintang porno.

Film Factory Girl

Rumor beredar bahwa Sienna Miller dan Hayden Christensen sungguh-sungguh melakukan hubungan badan ketika syuting film ini. Terlebih mereka berdua berperan sebagai pasangan dalam film ini. Rumor ini pun disanggah oleh sang aktris.

Film Intimacy

Film inimenjadi film mainstream pertama Inggris yang menyertakan adegan sex tanpa arahan. Adegan yang tak biasa tersebut dimainkan dengan tak canggung oleh kedua aktornya, Mark Rylance dan Kerry Fox.

sumber :
 http://www.anehdidunia.com/2014/


Seks Bebas Adat Suku Kreung



Jangan Ditiru ! Mungkin kata-kata keras itulah yang akan diucapkan oleh para orang tua kita ketika mengetahui tradisi yang ada di suku Krueng Kamboja. Bayangkan. Dalam adat mereka, para orang tua  merestui perilaku seks bebas pada anak-anak mereka. Bahkan, para gadis dibuatkan pondokan dibelakang rumah agar bisa berduaan dengan pacarnya. Wow…! Benarkah  ini seks bebas ?
Pondokan itu dibuatkan oleh orang tuaku, agar aku bisa dengan bebas berduaan dengan pacar. Ini adalah cara terbaik bagi suku kami agar kami bisa saling mengenal. Sewaktu-waktu pacarku  boleh datang untuk menginap, namun kalau aku tidak ingin dia menyentuhku maka mereka tidak akan melakukannya,” ungkap Nang Chan, (17) anak gadis suku Krueng.
Biasanya, mereka akan berbicara dan saling tukar pendapat dan kemudian tidur. “Aku mempunyai beberapa pacar, bila ada salah satu yang datang dan cocok dengan suasana hatiku maka kami melakukan hubungan seks didalam pondokan itu. Tapi bila aku sudah tidak suka lagi, mereka harus mencari gadis lainnya,” tutur gadis berambut lurus ini serius.
Nang sejak umur 15 tahun sudah mempunyia pacar. Dan sejak itulah dia pindah ke pondokannya untuk setiasp waktu melakukan pengenalan secara pribadi dengan pacarnya. Sampai sekarang, dia mengaku sudah tidak ingat lagi dengan berapa lelaki dia telah melalui malam di dalam pondokannya.
“Namun sekarang aku mempunyai tiga pacar, dan dalam adat kami aku tidak wajib melakukan melakukan hubungan seks dengan mereka, meskipun mereka tidur disebelahku. Gadis-gadis  disini sangat kuat dalam memegang hal itu, karena tujuan utama kami dipondokkan ini agar kami mendapatkan cinta sejati kami,” tambah Nang dengan bangga.
Seperti gadis-gadis suku Krueng lainnya, sebenarnya Nang sangat takut hamil, namun orang tua suku Krueng mengajari anak-anaknya untuk menjauhkan diri dari hubungan seks secara bebas. Namun mereka diijinkan untuk melakukan hubungan seks hanya dengan lelaki yang benar-benar mereka dicintai.
Jika saja ada gadis suku Krueng yang hamil oleh seseorang lelaki yang sudah tidak mereka cintai, maka bayi akan dibawa pihak lelaki. Kemudian akan dipelihara bersama dengan wanita yang dinikahinya. Sekaligus, si jabang bayi tersebut harus diakui sebagai anak kandung wanita tersebut.
Wah. Bisa dibayangkan, bagaimana kalau adat seperti itu ada di Indonesia. Dipastikan akan terjadi bencana nasional. Bagaiman tidak, lonjakan jumlah penduduk secara drastis. Sebab, angka kelahiran akan melonjak semakin tinggi.
Mengenal Suku Kreungs adalah sebuah suku terpencil yang menetap di kawasan timur laut Kamboja. Mereka hidup damai dikawasan distrik Ratanakiri. Mereka hidup bersahaja dengan memegang adat istiadat yang sangat liberal dan terbuka. Terutama dengan hal-hal yang berbau seksual.
Tentu hal tersebut sangat berbeda dengan adat dan hukum masyarakat melayu, khususnya Indonesia. Karena bisa diancam dengan  Delik perzinahan yang diatur dalam Pasal 284 KUHP , yaitu, dapat dikategorikan sebagai salah satu kejahatan terhadap kesusilaan. Delik-delik kesusilaan dalam KUHP terdapat dalam dua bab, yaitu Bab XIV Buku II yang merupakan kejahatan, dan Bab VI Buku III yang termasuk jenis pelanggaran. Wah-wah…Berbeda jauhkan dengan bangsa Kamboja ?
Memang. Lain ladang, lain belalang. Itulah peribahasanya. Sebab dalam kehidupan suku Krueng,  ketika seorang gadis mencapai pertengahan remaja, orang tuanya akan membangun sebuah pondokan dan mendorong mereka untuk bertemu anak laki-laki. Setelah itu mereka diijinkan untuk melewati malam-malam sampai para gadis itu menemukan cinta sejatinya.
Menurut para sesepuh suku Kreung, adat ini ada sejak mereka dilahirkan.
Dengan kata lain bahwa budaya pergaulan bebas bagi anak-anak remaja mereka ini sudah ada sejak jaman dahulu kala. Mereka yakin bahwa ini adalah cara terbaik untuk para keturunan suku Krueng mencari pasangan hidupnya.
Setelah mereka menemukan cinta sejatinya, orang tua akan menikahkan mereka secara resmi dan membangun sebuah rumah untuk hidup dan meneruskna keturunan suku mereka. Mereka percaya, dengan adat tersebut, pernikahan seperti itu akan bertahan jauh lebih lama dan penuh dengan kasih sayang.
Hebatnya, gadis Kreung sangat tahu bagaimana menjaga kesucian mereka, meskipun diberi kebebasan dalam menjalani perilaku seksualitasnya.  Terbukti, para gadis di sini sangat jarang terjadi kasus hamil diluar nikah. Hamil sebelum menikah, bagi mereka adalah salah satu hal yang sangat mereka hindari meskipun mereka mempunyia peilaku seks bebas.
Memang, tradisi ini mungkin akan mengejutkan siapa pun. Tapi ini adalah cara bagaimana orang-orang suku Kreung menangani para remaja mereka. Di zaman modern ini, dimanapun, baik itu di Indonesia, Amerika, Eropa bahkan di negar-negar Timur Tengah  angka perceraian dan perkosaan masih tinggi. Menariknya ! Didalam kehidupan suku Kreung tidak pernah ada kabar kasus perceraian dan pemerkosaan.
Namun begitu, di suku Kreung sekarang sudah didatangi oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Mereka datang di suku ini untuk melakukan penyuluhan tentang penggunaan alat bantu pengaman hubungan seks. Jadi, di wilayah ini pendidikan tentang kesadaran seks yang aman dengan menggunakan kondom mulai digalakkan.
Ya. Secara psikologis, masa remaja adalah suatu proses berkembangan manusia untuk bertemu dan berinteraksi dengan masyarakat dewasa. Pada usia ini, seorang anak akan melihat bahwa mereka sudah bukan bayi lagi. Mereka ingin dianggap setara dnegn orang-orqang dewasa disekitarkanya.
Seperti halnya yang dilakukan suku Kreung tersebut. Adat mereka berusha menempatkan para remaja mereka pada tingkatan  yang mereka inginkan. Jadi adat suku tersebut sangat menghormati hak manusia, terutama mereka yang masih remaja dan masuk masa puber.
Seperti, perubahan anak-anak mereka dalam berfikir, suku Kreung sangat memberikan kebebasan. Puang (56), ayah dan Nang Chan mengatakan, “Kita telah belajar dari perjalanan dan sejarah suku kami, bahwa kebebasan bergaul pada anak-anak remaja sangatlah diperlukan agar mereka tidak kurang pergaulan dan bisa-bisa tidak laku jodoh.”
Puang mengatakan, bahwa semakin banyak para remaja mempunyai teman di pergaulan mereka akan cepat dewasa dan tidak menyusahkan orang tua. Mungkin mereka akan bersenang-senang. Tentu saja hal-hal yang terpuji. Agar para remaja Kreung jauh dari hal-hal yang merugikan orang lain. Seperti memperkosa, membunuh, merampok dan sebagainya. “Terbukti kan, di suku kami tidak ada yang namanya perampokan, pembunuhan dan kejahatn lainnya,” ungkap Puang bangga.
Masa remaja, menurut Puang dapat dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tahu pada diri anak dalam berbagai hal, tidak terkecuali bidang seks. Diketahui, seiring dengan bertambahnya usia seseorang, organ reproduksipun mengalami perkembangan dan pada akhirnya akan mengalami kematangan.
Nah, hematangan organ reproduksi dan perkembangan psikologis remaja inilah mereka mulai menyukai lawan jenisnya. Seperti yang terjadi dalam suku Kreung,  kemauan untuk melakukan hubungan seks, menurut mereka merupakan kejadian yang normal dan netral.
“Ya tergantung pada manusia kan. Bila muncul dorongan seks makan akan disalurkan dengan bagaimana. Menurut kami rasa ingin tahu pada anak yang sedang tumbuh dan yang sedang berkembang harus diberi jawaban. Kalau kita tidak beri jawaban, mereka akan mencari tahu dilaur rumah dan itu sangat berbahaya,” ungkap Puang menegaskan.
Adat yang mereka pegang selama ini adalah bentuk dari tujuan pendidikan seks yang nyata dan sangat manusiawi.”Jadi biarkanlah anak-anak kami ini mengembangkan perilaku seksualnya secara normal. Bila kebebasan seks itu ditempatkan secara wajar dalam kehidupan anak-anak dengan keteguhan hati dan penalaran atau bukan dengan emosi. Maka hal itu akan lebih dari hanya sekedar seks, tapi mereka akan menemukan siapa sebenarny pasanmgan sejati mereka. Terbukti, disuku kami hampir tidak ada orang cerai kecuali ditinggal mati pasangannya,” tutur Puang
Sebagai ayah dari seorang gadis, Li-Mon (55) sangat tidak setuju bila adat mereka dikatakan sebagai budaya seks bebas. “Yang saya tahu, seks bebas itu adalah tingkah laku yang didorong oleh kebebasan mengumbar birahi tanpa didasari tujuan positif didalamnya,” tutur Li-Mon.
Diketahui, di dalam suku Kreung kehamilan diluar nikah sangat jarang terjadi. Bahkan dalam setahun ini hanya ada satu. Itupun karena si gadis agak terganggu pikirannnya dan pulang pulang dari bekerja kota besar.
 Berbeda dengan yang terjadi di Indonesia, Dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat, dari 5% pada tahun 1980-an menjadi 20% di tahun 2000. Kemudian meningkat drastis pada tahun 2010 menjadi 75%.
Hal ini terbukti dalam penelitian dari KOMNAS Perlindungan anak ataupun BKKBN, mengenai perilaku remaja yang melakukan hubungan seks pra nikah. Ironisnya, hal ini bukan hanya menimpa wilayah desa namun juga sudah merambah ke kota-kota besar seperti Medan, Bandung, Jakarta, Surabaya, Dan Yogyakarta.
YAYASAN Kita dan Buah Hati (YKB) selama tahun 2010. Pada penelitiannya menemukan bahwa anak-anak kelas 4-5 SD sudah mengetahui tentang pornografi. Tentu saja hal ini sangat mngejutkan. Bahayanya, kecenderungan perilaku seks bebas dikalangan usia 13 hingga 18 tahun ini tentu saja membawa dampak negative, tidak hanya pada kesehatan alat reproduksi, namun juga pada meningkatnya kasus penularan HIV/AIDS.
Kondisi seperti ini jauh berbeda dengan yang terjadi di kehidupan suku Kreung. Mereka tidak mengenal pornografi. Apalagi bagi adat mereka, anak dibawah umur 15 tahun tidak boleh menjalin hubungan dengan sesame jenis, samapi mereka dibangunkan sebuah pondok. Terbukti, di salah satu suku di Kamboja ini tidak pernah terjadi yang namanya pemerkosaan apalgi penyebaran HIV/AIDS.
Hal ini disebabkan, para remaja suku Kreung sangat menjunjung tinggi akan arti kebebasan itu sendiri. Meskipun mereka mendiami sebuah pondokan yang terpoisah dnegan rumah orang tua, mereka tidak semaunya sendiri melakukan hubungan seks. Dalam hal seksualitas justru mereka sangat berhati-hati dan patuh akan perintah orang tua.
“Saya jamin, seperti halnya kami waktu masih muda dulu, anak-anak kami tidak akan melakukan hubungan seks dengan orang yang tidak mereka yakini sebagi pasangan sejatinya,” imbuh Li-Mon bangga.
Disini ada suatu pesan yang menarik dan membuat kita terhenyak. Yaitu, seks bebas dalam pergaulan suku Kreung adalah sebuah pendidikan kedewasaan agar anak-anak mereka menghargai hak mereka sendiri agar tidak salah dalam memilih pasangan hidup, demi kesejahteraan mereka sendiri. Namun sebaliknya, bagi masyarakat Indonesia, seks bebas adalah semacam bencana nasional yang menimpa generasi muda. Untuk menyelamatkan generasi bangsa ini, apakah kita meski mencontoh adat suku Kreung? (pra)
sumber :
http://prastowoadi74.blogspot.com

13/02/14

Peradaban Dimusnahkan Dalam 1 Malam!




Tepat 2000 tahun yang lalu, atau lebih tepatnya tanggal 24 Agustus tahun 79, terjadilah senuah letusan yang sangat dahsyat dari gunung Vesuvius yang tak jauh dari ujung selatan Italia. Konon katanya letusan itu adalah letusan yang pertama setelah gunung berapi tersebut telah tertidur lelap selama berabad-abad.

Gunung Vesuvius yang berdasarkan legenda berarti “Putra Ves/Zeus” alias Hercules, terletak di kawasan Campagnia dekat Teluk Napoli, itu tak jauh dari kota industri dan perdagangan Pompeii yang pada saat itu berpenduduk lebih dari 20 ribu jiwa. Tak jauh dari sana juga terdapat kota peristirahatan musim panas yang bernama Herculaneum, yang dipenuhi villa, pemandian ala Romawi, dan tak lupa juga dengan kasino alias perjudian. Di sekitarnya pun dapat dijumpai perkebunan anggur yang sangat luas, juga beberapa kota kecil seperti Stabiae.


Letusan yang terjadi pada tahun 79 ini diawali oleh sebuah gempa besar pada tahun 62. Tetapi pada saat itu bangsa Romawi tidak menghubungkan gempa dengan aktivitas gunung berapi. Mungkin ini karena mereka, terutama di Campagnia, sudah terbiasa dengan banyaknya getaran dan goncangan bumi, baik itu gempa kecil maupun gempa yang besar.

Berdasarkan Wikipedia, Menjelang tengah hari tertanggal 24 Agustus, Gunung Vesuvius meledak, menghamburkan gumpalan abu yang tebal, dapat digambarkan menyerupai jamur atau pohon cemara yang sangat besar. Seperti digambarkan Pliny The Younger, filsuf yang sedang berada di Teluk Napoli pada saat letusan terjadi, dalam suratnya yang ditujukan kepada Tacitus, abu tersebut terlempar jauh tinggi ke atas seperti batang, lalu melebar dan akhirnya berhamburan ke bumi. Tinggi dari semburan ini diduga mencapai ketinggian 30 kilometer, dan selama 12 jam kemudian, Pompeii seperti dilapisi abu dan kerikil vulkanis setebal beberapa sentimeter.

Penduduk Pompeii pun mulai panik dan segera mengungsi ke luar kota, menyisakan 2000 orang yang masih bertahan dalam lubang-lubang persembunyian menanti letusan gunung Vesuvius ini berakhir. Tapi apa daya, mereka semua tewas karena keracunan setelah menghirup gas dan abu vulkanis.

Untuk sementara penduduk Herculaneum masih terselamatkan pada fase awal karena angin bertiup dari arah Barat. Tetapi penduduk Herculaneum yang sejatinya terletak lebih dekat dengan Gunung Vesuvius, tak sempat untuk lega terlalu lama. Mengapa? Karena Gumpalan abu dan gas yang diikuti oleh letusan lava dan bebatuan itu ternyata menenggelamkan kota itu hingga lebih dari 20 meter. Suhu yang mencapai 400 derajat Celcius membuat benda organik seperti tubuh manusia menghangus, atau bahkan meledak.

Letusan tersebut berlangsung selama hampir 24 jam, di mana Vesuvius melepaskan 4 kilometer kubik kandungan di dalamnya, terutama abu dan bebatuan. Kawasan yang menderita kerusakan paling parah adalah kawasan di selatan dan tenggara gunung itu. Jumlah total keseluruhan korban yang telah meninggal dunia mencapai 10 ribu orang.

Pompeii dan Herculaneum ternyata tak pernah dibangun kembali oleh para -bekas- penduduknya yang selamat, hingga secara kebetulan ditemukan kembali pada abad ke-18. Tetapi Gunung Vesuvius sampai kini masih berdiri tegak. Ia masih sempat meletus puluhan kali hingga terakhir kalinya pada tahun 1944. Walaupun tinggi puncaknya saat ini hanya setinggi 1281 meter dari permukaan laut, namun Gunung Vesuvius merupakan satu-satunya gunung berapi yang terletak di benua Eropa yang masih aktif! Gunung ini akan selalu mengingatkan akan ganasnya alam yang dapat memusnahkan sebuah kota dalam waktu yang sangat singkat.

Dan kita, penduduk Indonesia, sewajarnya juga harus mengingat bahwa gunung-gunung berapi yang terletak di sekitar kawasan teritorial Indonesia harus selalu diwaspadai aktivitasnya. Terlebih lagi, karena Indonesia sampai saat ini masih memegang rekor jumlah korban tewas terbanyak akibat letusan gunung berapi, yaitu letusan Gunung Tambora (Sumbawa, April 1815) yang mengambil 92 ribu jiwa.